Tentang Otomotif
Tentang Otomotif ini untuk membantu pengetahuan umum bagi para pemula
Kamis, 13 Maret 2014
Komponen Mobil Dan Fungsi nya
Bagian-Bagian Mesin Mobil dan Fungsinya
1. Skring : Untuk mencegah terjadinya konsleting.
2. Amperemeter : Untuk mengontrol arus listrik.
3. Kunci Kontak : Untuk menghubungkan & memutuskan arus listrik.
4. Karbulator : Untuk mencampur bahan bakar & udara menjadi kabut/gas.
5. Regulator : Untuk merubah arus AC menjadi DC.
6. In House Manifoll : Untuk Saluran bahan bakar gas baru.
7. Eks House : Untuk Saluran buang gas sisa pembakaran.
8. Radiator : Untuk menampung air sekaligus mendinginkannya.
9. Tutup Radiator : Untuk menahan tekanan air.
10. Radiator Bagian Atas : Untuk tempat air panas.
11. Inti Radiator : Untuk Mendinginkan Air.
12. Radiator Bagian Bawah : Untuk tempat air dingin.
13. Selang Atas Radiator : Untuk tempat aliran air panas menuju ke radiator.
14. Selang Bawah : Untuk tempat aliran air dingin menuju ke mesin.
15. Alternator : Sebagai generator listrik sekaligus mensuplai baterai.
16. Motor Starter : Untuk menggerakan pulas suatu engine.
17. Termostat : Untuk mengoptimalkan kerja mesin, sehingga mencapai suhu temperature kerja 80-90′C.
18. Kipas : Untuk mendinginkan antara radiator dengan mesin bagian luar.
19. Pompa Air : Untuk mensirkulasi air pendingin dalam mesin menuju radiator.
20. Tutup Oli : Untuk menahan tekanan pelumas/oli supaya tidak keluar.
21. Tutup Kepala Silinder : Untuk melindungi mekanisme katup.
22. Kepala Silinder : Sebagai dudukan busi, dan sebagai ruang bakar.
23. Blok Mesin : Sebagai tempat dudukan komponen-komponen busi, poros pengkol, dll.
24. Kalter/Bak Oli : Untuk menampung Pelumas.
25. Switch Temperature : Untuk mengontrol suhu waktu kerja.
26. Busi : Untuk memercikan bunga api.
27. Pompa Bensin : Untuk memompa bensin dari tangki mesin menuju ke karbulator.
28. Stick Oli : Untuk mengukur keadaan oli dan volume jenis oli.
29. Distributor : Untuk membagikan arus tegangan listrik menuju kemasing-masing busi.
30. Saringan Oli : Untuk menyaring pelumas/oli sebelum menuju kepemakai.
31. Switch Oli : Untuk mengontrol tekanan oli.
32. Oil : Untuk merubah tegangan dari 12 volt menjadi 5000-20000 volt.
33. Fly Whill/Roda Gila : Untuk meneruskan putaran mesin menuju antara kopling & transmisi.
34. Saringan Bensin : Untuk menyaring bensin menuju kepompa bensin.
35. Pully : Sebagai tempat dudukan panbell.
36. knalpot :saluran buang gas
Secondary High Speed System
Primary high speed system bekerja pada saat mesin bekerja pada beban ringan dan jumlah udara yang masuk sedikit. Tetapi bila supply campuran udara bahan bakar ke dalam silinder oleh primary high speed system tidak cukup pada beban yang berat atas pada kecepatan tinggi maka secondary high speed system pada saat ini mulai bekerja.
Secondary High Speed System disusun sama seperti primary high speed system, tetepi karena secondary high speed system direncanakan untuk bekerja bila mesin membutuhkan out-put yang besar maka ukuran (diameter) dari pada nosel, venturi dan jet dibuat lebih besar dari pada yang diberikan pada system primary. Mekanisme dari sistem secondary high speed bekerja bila mesin berputar pada kecepatan tinggi dan di bawah beban berat. Mekanisme ini ada 2 tipe yaitu :
1. Tipe Damper valve (bobot)
pada tipe ini, bobot dihubungkan dengan poros throttle valve di atas katup seconder (HSV=high speed valve). Tipe ini bekerja berdasarkan kevakuman pada intake manifold. Tipe ini sekarang sudah jarang digunakan.
#Cara kerja :
pada saat primary throttle valve membuka sekitar 55 derajat, Secondary throttle valve baru mulai membuka. Akibatnya tekanan di bawah high speed valve menjadi rendah, sehingga udara di atas high speed valve cenderung untuk membuka high speed valve. Akan tetapi karena ada high speed valve dilengkapi dengan bobot, maka high speed valve pun belum dapat membuka. Apabila pada saat itu petaran mesin ditambah, tekanan dibawah high speed valve akan semakin rendah dan perbedaan tekanan di atas dan di bawah high speed valve akan semakin besar pula, sehingga tekanan udara mampu melawan bobot dan terbukalah high speed valve. Setelah high speed terbuka, selain melalui primary venturiy, udara juga mengalir melalui secondary small ventury dan bahan bakar mengalir ke small ventury melalui secondary main jet, bercampur dengan udara dari main air bleeder dan keluar ke main nosel.
2. Tipe Vacum diaphragma
Pada tipe ini, untuk membuka secondary throttle valve, maka secondary throttle valve dihubungkan dengan diaphragma dan diaphragma mengambil kevakuman dari venturi.
#Cara kerja vacum diaphragma
Secondary High Speed System disusun sama seperti primary high speed system, tetepi karena secondary high speed system direncanakan untuk bekerja bila mesin membutuhkan out-put yang besar maka ukuran (diameter) dari pada nosel, venturi dan jet dibuat lebih besar dari pada yang diberikan pada system primary. Mekanisme dari sistem secondary high speed bekerja bila mesin berputar pada kecepatan tinggi dan di bawah beban berat. Mekanisme ini ada 2 tipe yaitu :
1. Tipe Damper valve (bobot)
pada tipe ini, bobot dihubungkan dengan poros throttle valve di atas katup seconder (HSV=high speed valve). Tipe ini bekerja berdasarkan kevakuman pada intake manifold. Tipe ini sekarang sudah jarang digunakan.
#Cara kerja :
pada saat primary throttle valve membuka sekitar 55 derajat, Secondary throttle valve baru mulai membuka. Akibatnya tekanan di bawah high speed valve menjadi rendah, sehingga udara di atas high speed valve cenderung untuk membuka high speed valve. Akan tetapi karena ada high speed valve dilengkapi dengan bobot, maka high speed valve pun belum dapat membuka. Apabila pada saat itu petaran mesin ditambah, tekanan dibawah high speed valve akan semakin rendah dan perbedaan tekanan di atas dan di bawah high speed valve akan semakin besar pula, sehingga tekanan udara mampu melawan bobot dan terbukalah high speed valve. Setelah high speed terbuka, selain melalui primary venturiy, udara juga mengalir melalui secondary small ventury dan bahan bakar mengalir ke small ventury melalui secondary main jet, bercampur dengan udara dari main air bleeder dan keluar ke main nosel.
2. Tipe Vacum diaphragma
Pada tipe ini, untuk membuka secondary throttle valve, maka secondary throttle valve dihubungkan dengan diaphragma dan diaphragma mengambil kevakuman dari venturi.
#Cara kerja vacum diaphragma
Bila mesin berputar pada putaran rendah, vacum yang dihasilkan oleh vacum bleeder pada primary masih lemah, sehingga vakum di dalam rumah diaphragma juga masih lemah, dan secondary throttle valve belum bisa membuka. Bila secondary throttle valve terbuka, vacum yang timbul pada rumah diaphragma menjadi kuat dan secondary throttle valve membuka semakin besar. hal ini mennyebabkan udara mengalir ke secondary ventury dan bahan bakar keluar dari secondary nozzle.
Catatan :
Bila gasket diaphragma rusak, vakum yang cukup kuat untuk membuka secondary throttle valve tidak dihasilkan di dalam rumah diaphragma, maka tenaga mesin akan turun.
Rabu, 12 Maret 2014
Primary High Speed System
*Primary High Speed System berfungsi untuk mensupplay bahan bakar pada saat kendaraan berjalan pada kecepatan sedang dan tinggi. sistem ini disebut juga "Main System" (Sistem Utama).
High speed circuit direncanakan untuk menyediakan campuran udara bahan bakar yang ekonomis (16-18 : 1) ke mesin selama kondisi normal. Untuk mendapatkan out-put yang tinggi disediakan sistem tambahan yaitu sistem akselerasi dan sistem power
*Cara Kerja :
Pada saat throttle valve primary dibuka maka kecepatan udara yang mengalir pada venturi bertambah, sehingga akan terjadi perbedaan tekanan pada ujung nosel dan ruang pelampung dimana tekanan pada ujung nosel lebih rendah dari pada ruang pelampung. Akibatnya bahan bakar dalam ruang pelampung mengalir dan sebelum keluar melalui nosel terlebih dahulu dicampur udara dari air bleeder. Setelah keluar dari nosel campuran tadi di atomisasikan oleh udara dari air horn dan akhirnya masuk ke dalam silinder.
High speed circuit direncanakan untuk menyediakan campuran udara bahan bakar yang ekonomis (16-18 : 1) ke mesin selama kondisi normal. Untuk mendapatkan out-put yang tinggi disediakan sistem tambahan yaitu sistem akselerasi dan sistem power
*Cara Kerja :
Pada saat throttle valve primary dibuka maka kecepatan udara yang mengalir pada venturi bertambah, sehingga akan terjadi perbedaan tekanan pada ujung nosel dan ruang pelampung dimana tekanan pada ujung nosel lebih rendah dari pada ruang pelampung. Akibatnya bahan bakar dalam ruang pelampung mengalir dan sebelum keluar melalui nosel terlebih dahulu dicampur udara dari air bleeder. Setelah keluar dari nosel campuran tadi di atomisasikan oleh udara dari air horn dan akhirnya masuk ke dalam silinder.
Skema aliran bahan bakar dan udara pada Primary High Speed System
1. Main Jet
Main jet mengontrol jumlah bahan bakar yang disalurkan oleh primary high speed system
#Catatan
a. Jika mesin jet tersumbat mesin akan berputar tidak baik dan tidak dapat menghasilkan out-put bila kendaraan berjalan pada kecepatan sedang dan tinggi. Hal ini juga akan mempengaruhi primary low speed system sehingga putaran idling tidak bagus.
b Jika main jet tidak dikeraskan dengan cukup, menyebabkan busi kotor dan mesin berputar tidak rata.
2. Air Bleeder
Air bleeder berfungsi untuk mengatomisasikan bahan bakar agar mudah bercampur sempurna dengan udara, sebelum dikeluarkan melalui nosel. Bila tekanan udara pada bagian ujung noselturun, maka udara dari air bleeder akan masuk dan akan mencampur bahan bakar, sehingga bahan bakar tersebut menjadi bergelembung-gelembung. Campuran tersebut kemudian di semprotkan dari nosel utama dan selanjutnya di campur lagi dengan udara yang masuk dari air horn.
Sistem Tenaga (Power System) Dan Sistem Percepatan (Acceleration System)SISTEM TENAGA (POWER SYSTEM))
*SISTEM TENAGA (POWER SYSTEM)
Primary high speed sistem mempunyai perencanaan untuk pemakaian bahan bakar yang ekonomis, jika mesin harus mengeluarkan tenaga yang besar, maka harus ada tambahan bahan bakar ke primary high speed system. Tambahan bahan bakar disupply oleh power system (sistem tenaga) sehingga campuran bahan bakar dan udara menjadi kaya (12-13:1)
Apabila katup gas hanya terbuka sedikit, kevakuman pada intake manifold besar, sehingga power piston akan terhisap pada posisi atas. Hal tersebut akan menyebabkan power spring (B) menekan power valve sehingga power valve tertutup.
Apabila katup gas dibuka lebih lebar, maka kevakuman pada intake manifold akan berkurang sehingga kevakuman tersebut tidak mampu melawan tegangan pegas power valve (spring A). Akibatnya power piston akan menekan power valve sehingga saluran power jet terbuka. Pada keadaan seperti ini bahan bakar disuplai dari prymary main jet dan power jet.
Catatan :
1. Jika power valve tidak menutup dengan baik maka campuran udara dan bahan bakar yang disalurkan pada sistem primary high speed akan terlalu kaya dan mengakibatkan pemakaian bahan bakar boros.
2. Jika terdapat kebocoran vakum disekitar rumah power piston atau jika saluran vakum bocor/rusak maka power piston selalu turun sehingga mngakibatkan power valve selalu terbuka dan campuran udara dan bahan bakar yang disalurkan ke sistem primary high speed terlalu kaya. hal ini akan menyebabkan akselerasi tidak baik dan tenaga kurang.
3. Jika piston macet pada posisi diatas maka power valve tidak akan membuka, sehingga power system tidak bekerja. hal ini akan menyebabkan akselerasi tidak baik dan tenaga kurang.
4. Jika power jet rusak/tersumbat, bahan bakar tidak akan disalurkan ke sistem primary high speed, walaupun power valve terbuka. hal ini akan menyebabkan akselerasi tidak baik dan tenaga kurang
*SISTEM PERCEPATAN (ACCELERATION SYSTEM)
Pada saat pedal gas diinjak dengan tiba-tiba, maka throttle valve akan terbuka secara tiba tiba, sehingga aliran udara menjadi lebih cepat. Tetapi karena bahan bakar lebih berat, maka bahan abakar datang terlambat sehingga campuran manjadi terlalu kurus. Padahal pada saat ini membutuhkan campuran yang kaya.untuk itu pada karburator dilengkapi dengan sistem percepatan.
Cara kerja :
Pada saat pedal gas diinjak dengan tiba tiba, plunyer pump bergerak turun menekan bahan bakar yang ada pada ruangan di bawah plunyer pump. Akibatnya bahan bakar akan mendorong steelball outlet dan discharge weight kemudian bahan bakar keluar ke primary venturi melalui pumpjet.
Setelah melakukan penekanan tersebut, plunyer pump kembali ke posisi semula dengan adanya pegas yang ada di bawah plunyer sehingga bahan bakar dari ruang pelampung terhisap melalui stell ball inlet dan sistem percepatan siap dipakai kembali.
Pada saat pedal gas diinjak dengan tiba tiba, plunyer pump bergerak turun menekan bahan bakar yang ada pada ruangan di bawah plunyer pump. Akibatnya bahan bakar akan mendorong steelball outlet dan discharge weight kemudian bahan bakar keluar ke primary venturi melalui pumpjet.
Setelah melakukan penekanan tersebut, plunyer pump kembali ke posisi semula dengan adanya pegas yang ada di bawah plunyer sehingga bahan bakar dari ruang pelampung terhisap melalui stell ball inlet dan sistem percepatan siap dipakai kembali.
Langganan:
Postingan (Atom)